Dalam setiap peristiwa-peristiwa sejarah besar, kerap ditandai dengan romantika percintaan yang di dalamnya. Tak jarang kisah asmara dalam sejarah tersebut menjadi pemicu bagi perubahan sejarah berikutnya. Seperti kisah cinta Ken Arok dan Ken Dedes misalnya. Perjalanan asmara dua manusia yang berlainan karakter ini menandai perubahan sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa seperti kerajaan Singasari, Majapahit, Demak, dan Mataram.
Ken Arok adalah anak seorang janda bernama Ken Endhog. Semasa bayi, ia dibuang oleh ibunya dan dipelihara oleh seorang pencuri bernama Durjana Lembong. Ken Arok tumbuh menjadi seorang pencuri dan penjudi yang sangat handal. Suatu hari ia bertemu dengan Danghyang Lohgawe, seorang abdi kerajaan Tumapel. Kemudian Danghyang Lohgawe menghadap raja Tumapel, Tunggul Ametung, dan meminta sang raja agar menerima bakti seorang pemuda bernama Ken Arok. Karena kepandaian dan kemampuan yang dimiliki Ken Arok, akhirnya sang raja mengizinkan Ken Arok untuk menjadi abdi Tunggul Ametung.
Sementara itu, Tunggul Ametung mendengar ada seorang perawan desa cantik jelita bernama Ken Dedes. Ken Dedes adalah anak seorang empu bernama Purwa Widagda. Ken Dedes dibawa lari oleh Tunggul Ametung ketika bapaknya sedang berada di ladang. Ken Dedes kemudian dijadikan permaisuri. Suatu hari, Ken Arok melihat betis permaisuri yang turun dari kereta kencana. Ia benar-benar terpesona dengan betis dan kecantikan Ken Dedes. Ia segera mencari jalan agar dapat memiliki sang permaisuri.
Ken Arok kemudian menghadap seorang Pande bernama Mpu Gandring untuk membuat sebuah keris bertuah. Mpu Gandring menyanggupinya, namun ia meminta waktu agak lama kepada Ken Arok. Begitu Ken Arok kembali menghadap Mpu Gandring, keris yang dipesannya belum jadi secara sempurna. Ken Arok yang sudah tidak sabar merebut keris itu dan menghujamkannya ke dada Empu Gandring. Sebelum benar-benar mati, Mpu Gandring sempat berkata bahwa keris itu akan membunuh Ken Arok hingga tujuh keturunan. Kemudian Ken Arok kembali ke Tumapel, dan membunuh Tunggul Ametung dengan umpan temannya, Kebo Ijo. Setelah itu kemudian Ken Arok menjadi raja Tumapel dengan permaisuri Ken Dedes. Sejak saat itu, secara bergantian keturunan-keturunan Ken Arok tumbang dan mati oleh keris Mpu Gandring seperti sumpah sang Mpu.
Pada awalnya saya tertarik ingin mengetahui kisah cinta Ken Arok dan Ken Dedes secara lebih detail. Namun ketika membaca buku “Ken Arok-Ken Dedes; Sebuah Kisah Cinta” karya Dr. Purwadi, M.Hum ini, saya sedikit kecewa. Sebab, secara keseluruhan buku ini hanya berisi tentang asal-muasal sosok Ken Arok dan Ken Dedes secara umum. Selebihnya hanya keterangan tentang pergantian raja-raja keturunan Ken Arok yang notabene sudah jamak diketahui oleh khalayak terutama bagi para pecinta buku sejarah. Sangat disayangkan, sepertinya Judul Buku ini yang digunakan penulis sebagai pelaris saja.
Meski demikian, buku setebal 220 halaman ini sejatinya cocok bagi para pembaca yang ingin mengetahui sejarah Ken Arok dan Ken Dedes sebagai gerbang untuk mempelajari sejarah perjalanan kerajaan-kerajaan di Jawa.
Rabu, 05 September 2018
Resensi novel kisah cinta Ken Arok dan Ken Dedes
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar